First Snow [YoonHun ver]

Image

Presented by Hwang Ahra

Cast : Yoona – Sehun || Other Cast : Tiffany –  Jessica – Kris – Chanyeol

Genre : Romance, Family, Fluff, Sad, Angst

Lenght : Oneshot || Rating : T || Disclaimer : Purely mine

YoonKai version already posted on : YoongEXO

Credit Poster : CICIL @ highschoolgraphics.wordpress.com gomawo 😀

Notes :

Halo semua, aku bawa fanfic untuk menyambut natal, masih lama sih natalnya *plak tapi udah gregetan pengen ngepost hehe._. maaf kalau feel/suasana natalnya ga berasa, aku ga pernah ngerayain soalnya hehehe. Semoga suka, jangan lupa rcl ya! happy reading^^

NO BASH, SIDERS, and PLAGIATOR

©hwangahra 2013

***

Would you see it with me?

 “Im Yoona!”

Yeoja berambut lurus panjang yang dipanggil Im Yoona itu tersentak kaget saat salah seorang guru menghampiri mejanya dan memukulkan penggaris panjang yang ia pegang ke atas meja Yoona. Yeoja itu segera memalingkan wajahnya dari arah jendela, menghadap sang guru.

“Apa yang sedang kau lamunkan, Yoona-ssi?” tanya guru itu, tersenyum, namun tidak bisa dibilang senyum ramah. Setidaknya itulah yang Yoona pikirkan.

Yoona menggeleng pelan, “A-aniya, songsaenim.”

“Baiklah, kalau begitu tolong perhatikan pelajaran yang sedang saya terangkan. Apakah bisa dimengerti?” tanya guru itu, lagi-lagi sambil tersenyum.

Yoona memaksakan seulas senyum, “Ne, songsaenim”

Seetelah Yoona berkata seperti itu, akhirnya guru itu pun pergi berjalan menjauh dari meja Yoona, menyisakan tawa-tawa kecil yang keluar dari mulut murid lain di kelas Yoona.

Yoona menghela nafas, ia memang sudah sering ditegur oleh guru seperti ini. Entah mengapa, ia tak pernah bisa berkonsentrasi saat jam belajar. Ia lebih senang memandangi pemandangan di luar sekolahnya melalui jendela, kebetulan tempat duduknya memang bersebelahan dengan jendela yang langsung menghadap ke arah lapangan sekolah. Ya, yoona suka memperhatikan para murid di sekolahnya yang sedang sibuk berolahraga di lapangan sekolah, entah itu lari, basket, badminton, sepak bola, atau yang lainnya dan tentunya para murid itu melakukannya bersama-sama, bukankah melakukan sesuatu bersama dengan teman terasa lebih menyenangkan dibandingkan sendirian? Dan.. Yoona, selalu menyukai pemandangan seperti itu.

Akhirnya, Yoona mencoba memfokuskan perhatiannya ke arah guru yang sedang mengajar di depan kelas, namun percuma saja. Ia selalu merasa pusing ketika mencoba menghafal atau mengingat, atau apa pun itu yang berhubungan dengan pelajaran. Akhir-akhirnya, ia pasti lebih memilih untuk melihat pemandangan di luar jendela. Dan tentu saja setelah itu Yoona akan lupa dengan sekelilingnya, termasuk sepasang mata yang terus mengawasinya.

***

Yoona berjalan pelan ke arah jejeran meja makan di kantin sekolahnya. Kedua tangannya sibuk memegang sebuah nampan yang diatasnya terdapat sebuah mangkuk nasi, sup rumput laut, dan potongan daging sapi, itu merupakan menu makan siang kantin sekolahnya yang selalu menjadi menu favorit Yoona.

Yoona mengedarkan pandangannya, mencari sebuah meja makan yang kosong dan kalau perlu berada di pojok. Karena ia lebih suka sendiri. Namun sayangnya semua meja sudah terisi hampir penuh, mungkin karena tadi Yoona pergi ke perpustkaan terlebih dahulu, makanya kantin sudah lebih ramai dan ia tidak bisa memilih meja makan. Namun, tiba-tiba saja sebuah tepukan mendarat di bahunya.

“Hei,” Yoona menoleh dan mendapati seorang namja berkulit pucat tengah tersenyum ke arahnya. Ah, Yoona ingat, namja itu adalah teman sekelasnya. Tapi, ia tidak tahu siapa nama namja itu.

“Mencari tempat kosong, Yoona-ssi?” tanya namja itu.

Yoona mengangguk kecil, “Ne” sejujurnya, Yoona merasa sedikit bersalah, namja itu mengetahui namanya, sedangkan ia? Ia tak tahu nama namja itu.

“Bagaimana kalau kau makan bersamaku? Aku sudah mendapat tempat” tawar namja itu, ramah. Sedangkan Yoona mengernyit heran. Untuk apa tiba-tiba saja namja itu bersikap ramah padanya?

“Ah, maksudku, tidak berdua. Ada beberapa teman kita yang lain”

Teman kita? Yoona mendengus kecil. Ia bahkan tak pernah merasa mempunyai teman di sekolah ini.

“Diam, kuanggap iya” namja itu segera mengambil alih nampan yang Yoona pegang.

“Hei, tu-tunggu”, Yoona cukup kaget ketika namja itu mengambil nampannya.

“Biar kubantu” namja itu sama sekali tak menoleh ke arah Yoona, bahkan ia terus berjalan menuju mejanya. Dan mau tak mau Yoona mengikutinya juga, bukankah makan siangnya berada di tangan namja itu?

Setelah namja berkulit pucat itu sampai di mejanya, ia segera meletakkan nampan berisi makan siang milik Yoona di atas meja, “Lihat, siapa yang datang” ucap namja itu ke arah teman-temannya.

Yoona yang berdiri tak jauh dari meja itu akhirnya hanya terdiam, ia sempat tertegun menatap siapa saja yang berada di meja itu. Dua orang yeoja cantik, yang satu berambut pirang, dan yang satunya lagi berambut merah. Dan tiga orang namja, yang satu berambut blonde, yang satunya lagi berambut coklat, dan yang terakhir si namja berkulit pucat yang membawanya kemari. Yoona ingat, mereka semua adalah teman sekelasnya, tapi.. lagi-lagi ia tak hafal nama mereka semua.

“Kau bercanda Sehun-ah? Dia itu kan yeoja sombong. Untuk apa kau membawanya kemari?” ucap yeoja berambut pirang kepada namja berkulit pucat. Ah, rupanya namja berkulit pucat itu bernama Sehun.

“Ayolah, Jessica. Dia teman kita juga”, kali ini suara itu terdengar dari mulut yeoja berambut merah.

Jessica –si yeoja berambut pirang tadi—hanya mengerucutkan bibirnya, kesal.

Sehun pun mengalihkan tatapannya pada dua namja yang sedari tadi sibuk dengan gadget yang mereka pegang. “Chanyeol, Kris, kalian tidak keberatan kan?”

Dua namja yang diketahui bernama Chanyeol dan Kris itu hanya mengangguk dan kembali terfokus pada gadget yang mereka pegang.

Sehun mengangguk, lalu ia mengalihkan tatapannya pada Yoona, “Jadi, kau mau berdiri saja disana sementara waktu istirahat sudah mau habis?”

Yoona menghela nafas, ia sangat bingung. Haruskah ia bergabung bersama teman-teman sekelasnya itu? Namun, belum sempat Yoona berpikir lebih jauh, tiba-tiba saja sebuah tangan lembut menariknya pelan.

“Hai Yoona-ya, aku Tiffany. Sepertinya kita belum pernah berkenalan secara resmi bukan?” ucap yeoja berambut merah tadi seraya menunjukkan eyesmile-nya.

Yoona mengangguk, rasanya detik itu juga ia ingin menangis, ia sangat terharu. Sebelumnya tidak ada yang pernah mau mengobrol dengannya, bahkan untuk sekedar menyapa saja, terlebih itu yeoja.

“Hm, panggil aku Yoong saja, Tiffany-ssi”

Tiffany terkekeh pelan, “Kalau begitu kau pun bisa memanggilku Fany saja, okay?”

Yoona mengangguk seraya tersenyum kecil. Tiffany pun segera menarik Yoona, menuntunnya ke arah meja tempat makan.

“Duduklah” ucap Tiffany, seraya menyuruh Yoona untuk duduk disebelahnya, tepat bersebrangan dengan Sehun. Yoona memberanikan diri untuk menatap Sehun, dan di saat yang bersamaan, Sehun  pun menatap Yoona. Tak lama, kedua insan berbeda jenis itu kembali memalingkan tatapan mereka ke arah lain. Sehun yang sibuk mengobrol dengan Chanyeol, dan Yoona yang sibuk dengan makan siangnya. Aneh, rasanya detak jantung Yoona kali ini berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Terutama setelah melihat iris coklat milik Sehun tadi.

***

Yoona tengah memangku wajah dengan tangannya, sedangkan pandangan matanya terfokus menatap lapangan sekolah yang sepi melalui jendela kelasnya. Memang, bulan Desember ini sudah mulai masuk musim dingin, dan tentunya tak akan ada yang mau berolahraga dilapangan saat cuaca tengah dingin seperti ini bukan?

Yoona menghela nafas, bosan. Seharusnya, dihari-hari biasa Yoona pasti selalu mendapat pemandangan yang menyenangkan, seperti melihat murid-murid lain tengah bermain bersama temannya, atau… ada juga yang bersama pacarnya. Pacar? Ah, Yoona hanya bisa tersenyum miris. Teman saja ia tidak punya, apalagi seorang pacar.

“Yoong,” Yoona terlonjak kaget ketika mendapati Tiffany dan Jessica menghampiri mejanya.

Yoona menatap Tiffany dan Jessica bergantian, ada urusan apa mereka menghampirinya?

“Hai, Fany-ah. Hai..mm.. Jessica-ssi” ucap Yoona seraya tersenyum tipis.

Tiffany hanya tersenyum kecil lalu melirik ke arah Jessica yang tengah berdiri tepat dibelakangnya.

“Ada yang ingin berbicara denganmu,” Tiffany kembali menatap Yoona.

“Benarkah? Siapa?” tanya Yoona.

Tiffany kemudian menarik Jessica yang berdiri dibelakangnya, “Aigo, Fany-ah, hentikan” protes Jessica, berusaha melepaskan pegangan tangan Tiffany pada tangannya.

Tiffany menghela nafas pelan, “Kau harus melakukannya.”

Jessica mengerucutkan bibirnya, “Baiklah.. tapi aku bisa melakukannya sendiri, okay?”

Tiffany tersenyum, akhirnya ia pun melepaskan genggamannya.

Jessica berdeham pelan, kemudian tangannya terulur tepat di hadapan wajah Yoona, “Mianhae” ucap yeoja berambut pirang itu pelan.

Perlahan namun pasti sebuah lengkungan tipis mulai terukir di wajah cantiknya, “Memangnya kau pernah salah apa padaku?” tanya Yoona

“An-aniya, ak-aku hanya..” Jessica terlihat gelagapan menjawab pertanyaan Yoona.

“Dia hanya tak enak hati, karena telah menilai dirimu sembarangan, Yoong” jawab Tiffany mewakili Jessica.

Yoona pun akhirnya tak dapat membendung tawanya lagi, ia tertawa lebar, membuat Jessica dan Tiffany terpaku menatapnya lama. Sebelumnya, Yoona bahkan tak pernah tertawa seperti ini di sekolah. Dan mungkin, itulah yang membuat Jessica dan Tiffanya terheran-heran menatap Yoona.

“Ahahaha, baiklah..” Yoona mencoba meredam tawa dan menyeka sudut matanya, dan kali ini ia yang terpaku menatap Jessica dan Tiffany yang menatapnya tanpa mengedipkan kedua mata mereka.

“Mwo? Ada yang menempel di wajahku?” tanya Yoona.

Pertanyaan Yoona tadi lantas membuat Jessica dan Tiffany saling pandang sesaat, dan tak lama kemudian akhirnya mereka tertawa bersama. Well, kali ini Yoona lah yang terheran-heran menatap Jessica dan Tiffany.

***

Semenjak kejadian Jessica meminta maaf pada Yoona, ketiga yeoja itu –Tifany, Yoona, dan Jessica— semakin hari menjadi semakin akrab. Jessica pun sempat menjelaskan pada Yoona, alasan mengapa ia menilai Yoona sebagai yeoja sombong. Saat pertama kali pembagian kelas 3 di sekolah mereka, Jessica pernah mencoba menyapa Yoona, namun Yoona tak pernah menanggapinya. Hal itu tidak hanya sekali terjadi, namun sampai tiga kali, dan saat ketiga kalinya itulah Jessica memutuskan untuk berhenti menyapa Yoona dan mencap Yoona sebagai yeoja sombong. Yoona yang mendengar penuturan Jessica itu pun hanya bisa mengucapkan kata maaf berkali-kali sambil tersenyum tipis.

Semenjak kejadian itu pula, Yoona bukan hanya akrab dengan Jessica dan Tiffany, tapi juga dengan Chanyeol, Kris dan Sehun. Awalnya Yoona memang sedikit canggung berteman dengan namja, namun, Chanyeol, Kris dan Sehun adalah namja yang sangat supel dan mudah mengakrabkan diri dengan siapa saja, termasuk Yoona. Sehingga, tak perlu waktu lama untuk Yoona beradaptasi dengan mereka.

“Hei, hari ini tanggal berapa?” tanya Chanyeol. Saat ini Yoona, Tiffany, Jessica, Kris, Sehun dan Chanyeol tengah makan siang di kantin sekolah. Dan seperti biasa, posisi Yoona selalu tepat bersebrangan dengan Sehun. Entah itu sengaja atau tidak, tapi yang jelas Yoona menyukai posisi seperti itu.

“Tanggal 19, ada apa memang?” tanya Kris balik.

“Ah tidak, aih.. pantas saja” Chanyeol terlihat kembali terfokus pada ponselnya.

Kris tersenyum menatap Chanyeol, “Yeoja-mu, hm? Tanyanya, dan hanya dibalas anggukan singkat oleh Chanyeol.

“Aigo, tanggal 19? Sebentar lagi natal kan?” Tiba-tiba saja Tiffany  menatap ke arah teman-temannya.

Sehun mengangguk, Chanyeol tetap sibuk dengan ponselnya, sementara Jessica dan Kris terlihat saling pandang, dan Yoona.. ia lebih memilih meneruskan menyantap sup rumput laut favoritnya.

“Aish, kalian ini. Kenapa kalian diam saja? Sebentar lagi natal!” Tiffany tiba-tiba saja terlihat lebih bersemangat dari biasanya.

“Mmm.. lalu?” tanya Yoona polos, sedangkan Tiffany mendelikkan matanya pelan, “C’mon guys, let’s make a party!

“Ku-kurasa.. aku tidak bisa” ucap Jessica pelan.

“Mwo? Tidak bisa? Memang kau ada acara sendiri?” tanya Tiffany.

Jessica mengangguk pelan, “Ne, mianhae”

Tiffany hanya mengangguk pelan, “Baiklah, bagaimana dengan kalian?” Tiffany menatap satu per satu wajah teman-temannya terkecuali Jessica.

“Aku juga tidak bisa, Sulli memintaku untuk menemaninya selama natal” Chanyeol menggerutu sendiri seraya kembali menatap ponselnya.

Tiffany mendecak sebal, “Ada lagi yang tidak bisa?”

Kris mengangkat tangannya. Tanpa sepatah suara yang keluar dari mulut Kris pun, Tiffany cukup segan untuk bertanya padanya. “Ehm, Okay, cukup. Berarti hanya ada kalian berdua yang akan menemaniku bukan?” ucap Tiffany seraya tersenyum manis, menatap Yoona dan Sehun bergantian.

Sehun terpaku  lama menatap Tiffany, namun akhirnya ia pun mengangguk, “Tentu saja, dengan senang hati Tuan Putri”

Perkataan Sehun tadi sontak membuat teman-teman yang lain menggoda Sehun dan Tiffany, Tiffany pun tak bisa menyembunyikan semburat merah di pipinya, “Perkataanmu membuatku mual Sehun-ah” ucap Tiffany di selingi tawanya.

Sedangkan Yoona hanya bisa mengigit bibir bawahnya, kecil. Entah mengapa ia merasa sesak, seperti  ia lupa bernafas sebagaimana mestinya. Dan itu terjadi tepat ketika ia melihat pemandangan di hadapannya ini.

“Yoong?” Tiffany menepuk pelan pundak Yoona yang duduk di sebelahnya, membuat Yoona dengan cepat menoleh ke arah Tiffany.

“Ya?” tanya Yoona.

“Tadi aku bertanya, bagaimana denganmu sendiri, apakah kau mau ikut?”

Yoona pun tersenyum, ia mencoba menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, dan rupanya ia masih ingat cara bernafas yang benar.

“Aku pasti ikut”

***

Yoona mencoba membetulkan letak syal merah yang melilit di lehernya, sedangkan rambut panjangnya yang lurus ia biarkan tergerai.Cuaca di pagi hari ini memang terasa lebih dingin dari hari-hari sebelumnya. Ia berjalan pelan menuju sekolahnya. Rasanya tadi pagi ia bahkan enggan untuk pergi ke sekolah, namun mengingat di sekolah ada teman-teman yang menyenangkan, akhirnya ia pun memutuskan untuk tetap pergi ke sekolah meskipun sudah dilarang oleh orang-orang dirumahnya.

Sesekali Yoona meniup-niup kedua tangannya, berusaha agar tangannya terasa lebih hangat. Namun nihil, ia tetap merasa kedinginan. Dan saat itu pula, tiba-tiba saja ia mendengar suara Sehun tengah memanggil namanya, Yoona menoleh dan mendapati Sehun saat itu tengah mengenakan jaket tebal berwarna coklat, lehernya pun di lilit dengan syal berwarna senada dengan jaketnya, membuat sosok Sehun terlihat semakin tampan. Sehun berlari ke arah Yoona, dan mereka berdua berjalan bersama memasuki gerbang sekolah, sama seperti dengan murid-murid yang datang bersama dengan pacarnya yang selama ini selalu Yoona lihat, dan tak bisa dipungkiri Yoona memang sedikit iri. Namun, hari ini ia bisa merasakan hal seperti itu juga, bersama dengan Sehun di samping—

“Yoona!”

Yoona terlonjak kaget ketika ada seseorang yang memanggilnya, ia bagaikan tersadar dari lamunannya. Jadi.. yang terjadi barusan hanyalah khayalannya saja? Eh tunggu, kenapa tiba-tiba saja ia membayangkan namja itu Sehun? Yoona hanya berdecak pelan merutuki lamunan bodohnya itu.

Yoona tetap meniup-niup kedua tangannya, sepertinya ia benar-benar tak tahan dengan kondisi cuaca dingin seperti ini. Masih tetap mencoba menghangatkan tangannya, Yoona kemudian membalikkan badan, dan kali ini Yoona membulatkan matanya.

Sosok yang kini ia lihat kali ini memang tidak salah lagi, sosok itu memang Sehun yang tengah melambai pelan ke arahnya. Sehun memang tidak memakai jaket berwarna coklat ataupun syal berwarna coklat seperti dalam khayalan Yoona, tapi.. apakah khayalan Yoona kali ini akan menjadi kenyataan?

Yoona baru akan balas melambai, namun tiba-tiba saja ia mengalihkan pandangannya kepada seseorang yang berdiri tepat di samping Sehun. Yoona mencoba memfokuskan pandangannya pada orang itu, dia.. yeoja. Dan sama halnya seperti Sehun, yeoja itu pun ikut melambai ke arah Yoona. Yoona semakin menyipitkan matanya menatap yeoja itu. Namun, semakin lama, Yoona merasa semakin pusing. Pandangannya mulai mengabur, dan detik itu juga entah mengapa ia langsung tersadar, bahwa, yeoja yang berada di sebelah Sehun adalah Tiffany. Siapa lagi yeoja berambut merah di sekolah ini, yang selalu berani melanggar aturan sekolah untuk mengecat rambutnya selain Tiffany? —oh Jessica pun tentu sama saja namun ia berambut pirang— .

Tiba-tiba saja Yoona merasa seakan ada seseorang yang menariknya ke bawah.

BRUGH

Semua terlihat gelap di mata Yoona, dan yang bisa Yoona dengar adalah suara seorang namja yang meneriaki namanya.

***

Yoona mulai tersadar, ia membuka matanya perlahan, mencoba membiasakan matanya dengan cahaya sekitar. Yoona menatap sekelilingnya, ah, ternyata ia berada di ruang kesehatan sekolah. Yoona mengernyit heran, siapa yang membawanya kemari? Ia pun mencoba menggerakkan tangan kanannya, dan ia sempat terkejut ketika menyadari bahwa tangannya tak bisa digerakkan. Tangannya terasa berat.

Yoona pun menolehkan kepalanya, menatap tangan kananya, dan ia lebih terkejut lagi ketika ia mendapati bahwa Sehun tengah tertidur dengan kepala yang ia senderkan diatas ranjang yang Yoona tempati, dan tangannya menggenggam erat tangan kanan Yoona seolah tak ingin melepaskannya. Dan inilah yang membuat Yoona tak bisa menggerakan tangannya.

Tanpa Yoona sadari, perlahan sudut bibirnya terangkat, membentuk sebuah senyuman manis yang sangat jarang ia tampakkan bagi orang lain. Sesekali ia tertawa kecil melihati wajah Sehun yang tampak sangat polos ketika sedang tertidur. Ingin rasanya Yoona membelai wajah itu, membelai surai coklat milik namja itu, namun ia tak ingin membangunkan Sehun. Yoona masih sangat betah berlama-lama menatap wajah Sehun yang tampan itu. Semua terasa nyaman bagi Yoona, sampai sebuah ketukan ringan di pintu membuat Sehun tergerak.

Yoona memutuskan untuk kembali memejamkan mata, seolah ia belum sadar dari pingsannya.

Kriiieeeet….

Perlahan daun pintu pun terbuka, Yoona bisa mendengar suaranya. Dan ia bisa merasakan Sehun sudah terbangun.

“Ngh..” lenguh Sehun. Sehun terdiam sejenak menatap Yoona yang masih memejamkan mata, lalu ia menoleh ketika seseorang membuka pintu.

“Tiffany?” tanya Sehun masih setengah sadar.

Tiffany berjalan pelan ke arahnya, “Apa Yoona belum sadar juga?”

Sehun menghembuskan nafasnya lalu ia menggeleng pelan, “Belum.”

“Bisa kita bicara di luar berdua? Aku tak ingin mengganggu Yoona” ucap Tiffany.

Sehun menoleh ke arah Yoona, ia terlihat tak rela meninggalkan Yoona. Namun, akhirnya ia mengangguk, dan perlahan ia melepaskan genggaman tangannya dari tangan Yoona.

“Ayo, kita bicara di luar”

***

Pintu pun akhirnya tertutup. Yoona memutuskan untuk mencoba duduk di atas ranjang.

Sehun dan Tiffany. Tiffany dan Sehun.

Sebenarnya, ada hubungan apa mereka berdua?

Segala pikiran tentang kemungkinan hubungan Sehun dan Tiffany terus bergelut di dalam pikiran Yoona. Cukup lama Yoona berpikir, sampai ia tak menyadari air mata mulai menetes mengaliri pipi putihnya.

Kenapa rasa sesak itu datang lagi? Kenapa ia tak bisa bernafas? Apa ia lupa lagi cara untuk bernafas yang benar?

Yoona terdiam, tak berniat menghapus aliran air mata yang terus membanjiri pipi putihnya. Ia memukul-mukul pelan dadanya, berharap dengan itu ia bisa bernafas kembali. Namun, semakin ia memukul, semakin ia merasa sesak. Sakit. Hanya itu yang ia rasa.

Ya, Tuhan? Ada apa dengan dirinya?

Perlahan, Yoona merasakan cairan hangat mengalir keluar dari hidungnya. Dan kali ini, Yoona tergerak untuk menghapus cairan yang satu itu.

Darah.

Ya, hanya itu cairan yang Yoona lihat di jari-jarinya.

***

Semenjak hari dimana Yoona jatuh pingsan, sudah empat hari Yoona tidak masuk sekolah, dan sore itu Yoona tengah berbaring di dalam selimut hangatnya, lagi-lagi ia mencoba menghindari makanan yang selalu diantarkan oleh Park Ahjumma, “Sudah kubilang aku tak ingin makan!” teriak Yoona dari dalam selimut.

“Tapi nona harus makan agar tidak sakit” ucap Park Ahjumma.

“Aku sudah sakit ahjumma!” teriak Yoona kesal.

Tiba-tiba seorang yeoja cantik berumur kepala empat memasuki kamar Yoona, “Park Ahjumma, tolong keluar sebentar ya? Ah, dan berikan nampan makanan itu”

Park Ahjumma mengangguk patuh seraya menyerahkan nampan berisi makanan kepada yeoja itu, “Baik nyonya, kalau begitu saya permisi”

Yeoja yang dipanggil nyonya itu melangkahkan kakinya ke arah kasur Yoona, ia menghembuskan nafas panjang ketika dilihatnya sang anak yang berada di dalam selimut itu bergetar pelan.

“Sayang,” ucapnya lembut.

“Aku..aku… ti-tidak…ingin makan.. eomma” ucap Yoona dengan suara bergetar.

Yeoja yang kali ini dipanggil eomma oleh Yoona itu hanya bisa menghela nafas, “Tapi semenjak kemarin kau tak menyentuh makananmu sedikit pun sayang”

“Biarkan saja.. makan pun… tak akan bisa menyembuhkanku” lagi-lagi nada suara Yoona terdengar bergetar.

“Baiklah, kalau eomma tak bisa membujukmu makan, mungkin teman-temanmu lah yang bisa melakukannya”

Yoona terdiam, ia membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, ia pun menghapus asal jejak air yang terus mengalir dari pelupuk matanya.

“Eomma, jangan bilang…”

“Jessica, Tiffany. Ayo, kalian boleh masuk” setelah Eomma Yoona berkata seperti itu, akhirnya kedua yeoja cantik datang memasuki kamar Yoona.

“Yoong!” teriak mereka bersamaan seraya berlari ke arah Yoona, mereka memeluk Yoona yang bahkan belum sempat beranjak dari kasurnya.

“Kami merindukanmu tahu!” seru Jessica, sedangkan Tiffany mengangguk-angguk pelan.

Yoona terdiam menatap Tiffany dan Jessica, “Kalian..”

“Aku.. aku.. juga sangat merindukan kalian,” Yoona pun menghambur memeluk Jessica dan Tiffany.

Setelah menguraikan pelukannya, Yoona terlihat menengokkan kepala, kesana kemari, seperti mencari sesuatu.

“Mm, Yoong. Chanyeol, Kris dan Sehun tak bisa datang kemari, karena mereka harus menyelesaikan tugas mereka yang belum selesai dari Lee Songsaenim” seolah dapat membaca pikiran Yoona, Tiffany berkata seperti itu, “Ah tapi mereka tetap mencemaskanmu juga Yoong, mereka bilang kau harus segera sembuh dan kembali sekolah seperti biasa” tambah Jessica

Akhirnya Yoona hanya mengangguk saja, dan kembali menatap kedua sahabatnya, Jessica dan Tiffany secara bergantian.

Yoona sangat yakin bahwa hati kecilnya selalu merasa rindu kepada teman-temannya. Masa bodoh dengan hubungan Sehun dan Tiffany. Sekarang, Yoona sadar. Ia lebih memilih persahabatan dibanding cinta. Ia bahkan sudah rela jika Sehun dan Tiffany memang memiliki hubungan khusus.

***

“Baiklah Yoong, kami pulang dulu.” ucap Jessica.

“Pokonya, kau harus ikut merayakan malam natal bersama aku dan Sehun!” kali ini Tiffany menggenggam tangan Yoona, “Ah dan lupakan Jessica yang lebih memilih acaranya itu”

Jessica mengerucutkan bibirnya, kesal, “Aish.. terserah saja. Aku duluan ke mobil”

Yoona mengangguk, “Hm, Gomawoyo..” dan ketika ia melihat Jessica sudah melangkah terlebih dulu, ia tetap menahan tangan Tiffany.

“Ne?” tanya Tiffany bingung melihat Yoona.

“Apa.. apa tidak apa-apa kalau aku merayakan natal bersamamu dan Sehun? Maksudku.. apakah aku tak mengganggu kalian berdua?” tanya Yoona.

Tiffany yang awalnya terdiam kemudian terkekeh pelan, “Apa maksudmu berkata seperti itu Yoong?”

Kali ini Yoona yang bingung menatap Tiffany, “Bukankah.. kalian berpacaran? Ah setidaknya kalian saling menyukai bukan?”

Kali ini Tiffany yang tertawa, “Ayolah yang benar saja”

Yoona terlihat mengigit bibir bawahnya, rasanya ia masih memiliki harapan, “Jadi.. apa kalian tidak berpacaran?”

Tiffany yang sudah meredam tawanya akhirnya tersenyum menatap Yoona, “Kau akan mengetahui jawabannya besok. Jadi, jangan sampai kau tak ikut, okay?”

***

Yoona menatap pantulan dirinya di cermin. Satu kata. Perfect. Wajah Yoona yang memang sudah cantik dipoles menggunakan make up tipis, rambutnya yang biasanya lurus ia buat menjadi keriting, dan tubuh rampingnya dibalut dengan gaun malam berwarna pink dengan panjang selutut dengan bagian atas yang sedikit terbuka. Yoona tersenyum manis menatap pantulan dirinya itu, tak lupa ia mengenakan mantel bulu yang dibelikan ibunya dari Paris. Mantel itu berbahan ringan namun tetap hangat karena terbuat dari kulit asli. Sentuhan terakhir adalah saat Yoona menggunakan high heels tali berwarna silver, sangat cocok dengan gaun yang Yoona kenakan saat ini. Dan.. Yoona siap berangkat.

Sebelum Yoona berangkat, ia sempat menaruh sebuah kertas kecil di atas kasurnya, pesan yang ia tujukan untuk kedua orang tuanya.

***

Yoona sedang menunggu teman-temannya seorang diri diantara kerumunan manusia yang tengah memadati kawasan Hongdae, tempat yang biasanya paling ramai dikunjungi saat malam natal di Korea Selatan. Dan Yoona hampir saja terseret arus kerumuman orang yang berlalu lalang dihadapannya, selain karena tubuhnya lemah dan tak tahan dengan dinginnya udara malam, ia juga tak biasa berada di antara keramaian seperti ini. Namun, ketika tubuhnya seperti terasa terseret itu, sebuah tangan tiba-tiba saja menarik tubuh Yoona ke dalam dekapannya.

“Ige mwoya!?” teriak Yoona panik.

“Ini aku Yoong,” Yoona terdiam, suara itu.. suara dingin dan datar, namun penuh perhatian. Suara yang selalu ia rindukan.

“Sehun-ah?” Yoona mendongakkan wajahnya menatap Sehun, sedangkan Sehun malah tersenyum dan kembali memeluk Yoona erat. Ia pun mencium aroma tubuh Yoona dalam-dalam.

“Aku merindukanmu, sangat merindukanmu” ucap Sehun tepat ditelinga Yoona.

Dan Yoona hanya bisa membalas pelukan Sehun dalam diam, ia terlalu bahagia bahkan untuk berkata-kata pun ia tak sanggup melakukannya.

Yoona berdeham pelan, membuat Sehun menguraikan pelukannya. “Ah maaf,” sedangkan Yoona hanya tersenyum kaku menanggapi. “Kau.. sangat cantik malam ini” Sehun mencoba mencairkan suasana, namun Yoona kembali tersenyum kaku menanggapinya. Jujur saja, ia sangat gugup saat ini.

Akhirnya, mereka berdua kembali terdiam canggung, tak ada yang bersuara di antara keduanya. Sampai tiba-tiba saja Sehun seperti teringat akan sesuatu.

“Yoong, kau tahu kalau tahun natal ini adalah white crhistmast?” tanya Sehun.

Yoona mengangguk, kali ini pandangannya menerawang, mengingat masa lalunya yang selalu merayakan natal di rumah, tanpa bisa melihat salju pertama turun.“Aku tahu, dan.. aku selalu ingin melihatnya turun.”

First Snow?” Sehun menaikkan sebelah alisnya, sedangkan Yoona mengangguk dengan semangat.

Sehun terkekeh pelan menatap Yoona, menurutnya Yoona terlihat sangat imut.

Sehun berdeham kecil, lalu ia melanjutkan,“Aku hanya menawarkan ini pada orang tertentu saja.. jadi, Yoong.. maukah kau melihatnya bersamaku?”

Oh, apalagi ini? Sehun terlalu manis, menurut Yoona. Dan Yoona terkekeh pelan, “Maksudmu orang yang special?”

Sehun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, “Ya, mungkin seperti itu”

“Kurasa kau pun pernah mengajak Tiffany sama seperti ini” Yoona mengedikkan kedua bahunya. Dan Sehun menghela nafas panjang, “Oh ayolah Yoong..”

Dan Yoona kembali terkekeh, “Baiklah, aku ingin melihatnya”

***

Yoona terus menatap genggaman tangan Sehun dan tangannya. Sehun menggenggam erat tangan Yoona seolah takut kehilangan kembali tangan yang kini sedang ia genggam itu. Dan langkah Sehun pun terhenti tiba-tiba, tepat di depan sebuah cafe mewah, membuat Yoona yang tak menyadarinya justru menabrak punggung Sehun pelan.

“Aigo..” ucap Yoona seraya mengelus-elus hidungnya.

Sehun menoleh, “Tiffany ada di— ah, mian Yoong. Apa kau tidak apa-apa?”

Yoona terdiam sejenak, ia merasakan cairan hangat itu lagi. Dengan segera ia menengadahkan wajahnya, mencoba membuat cairan itu agar tidak turun. Dengan segera Yoona pun mengambil tissue yang sudah ia siapkan di dalam tasnya, lalu ia menutupi hidungnya.

“Gwenchanayo..” ucap Yoona.

Sehun terpaku menatap Yoona, “Kau bohong, apanya yang baik-baik saja? Kau mimisan Yoong” Sehun mencoba menarik tangan Yoona yang memegang tissue.

Sehun menarik Yoona ke tepi jalan, agar tak menghalangi orang-orang yang berlalu lalang.

“Mana tissue nya lagi?” Sehun menengadahkan tangannya ke arah Yoona, membuat Yoona mengeluarkan tissue dari dalam tasnya dan menaruhnya di atas tangan Sehun.

Sehun menerima tissue itu kemudian sebelah tangannya memegang dagu Yoona, membuat jantung Yoona berdegup cepat, lama Sehun menatap manik mata Yoona sebelum akhirnya ia mengelap semua darah yang keluar dari hidung Yoona. Cukup lama Sehun melakukan itu hingga mimisan Yoona benar-benar berhenti.

“Terimakasih… dan maaf aku merepotkanmu,” Yoona menundukkan kepalanya.

Sehun tersenyum tipis, dan ia justru mengacak pelan rambut Yoona. “Sama-sama… dan kau sama sekali tak merepotkanku,” Dan Yoona kembali merasakan jantungnya berdegup lebih cepat.

“Aku yakin Tiffany betah berada didalam cafe. Kajja kita pergi?” Sehun menawarkan lengannya untuk Yoona genggam.

“Benarkah tidak apa-apa kita tak menemui Tiffany?” Yoona bertanya ragu.

“Hm” Sehun mengangguk. Ia pun mulai melangkah, dan mau tak mau Yoona ikut melangkah juga, kali ini ia pastikan bahwa ini bukan khayalannya lagi. Ia memang berjalan bersama dengan seorang Sehun disampingnya.

***

Yoona dan Sehun kini tengah menikmati suasana natal di dekat pohon natal terbesar di kawasan Hongdae. Sehun berkata bahwa salju pertama akan nampak jelas jika dilihat dari kawasan itu, maka Yoona pun setuju untuk pergi kesana. Namun, sesampainya disana, mereka cukup terkejut ketika bertemu dengan teman mereka.

“Jessica?! Kris?!” teriak Yoona dan Sehun bersamaan.

Kedua orang yang dipanggil itu pun menoleh, “Oh, ha-hai” keduanya terlihat sangat canggung.

Sehun tersenyum jahil, “Harusnya aku sudah tahu dari awal”

Kris segera merangkul Jessica dengan mesra, “Kalau kalian sudah tahu, berarti kami bisa lebih bebas dari sebelumnya. Baguslah”

Jessica memukul lengan Kris, “Aish, dasar”

Kris terkekeh pelan, “Kita berpisah saja, aku yakin kalian pun ingin bermesraan berdua. Ayo” kali ini Kris yang tersenyum jahil menatapku dan Sehun, ia segera menarik Jessica yang tengah melambai ke arah kami.

Yoona berdecak kecil menatap kepergian Jessica dan Kris, “Apa maksud Kris sih?”

Sehun berdeham pelan, “Mungkin maksudnya seperti ini” setelah berkata seperti itu, tangan Sehun terulur merangkul Yoona. Dan kali ini Yoona merasakan panas menjalari pipinya.

Sehun terkekeh pelan menatap Yoona, “Ayo kita cari tempat duduk”

Yoona mengangguk, masih tetap berada dalam rangkulan Sehun. Ketika mereka berjalan menuju bangku panjang yang memang tersedia disana, mereka kembali dikejutkan dengan kehadiran seorang teman mereka.

“Fany-ah?” tanya Yoona, sedangkan Sehun segera melepaskan rangkulannya dan menghampiri namja yang duduk di sebelah Tiffany seraya berpelukan, layaknya seseorang yang sangat dekat.

Tiffany mendelikkan matanya pelan, “Great, aku menunggu kalian di cafe, dan kita malah bertemu disini”

Yoona tersenyum kaku, “Ahaha, mianhae”

Tiffany  menatap Yoona, “Aku hanya memang ingin mengenalkan pacarku ini padamu Yoong. Kenalkan, dia Nichkhun, dia juga sepupunya Sehun”

Yoona menyambut tangan Nichkhun yang terulur ke arahnya, setelah perkenalan singkat itu, Tiffany segera menarik Nichkhun, dan berpamitan pada Yoona dan Sehun. Sebelumnya, Tiffany sempat berbisik pada Yoona, “Kau sudah mengetahuinya sekarang. Sehun sangat perhatian padamu, bukankah begitu?”

Yoona kembali memegangi pipinya yang terasa memanas setelah perkataan Tiffany tadi, sedangkan Sehun hanya menggerutu, “Jangan katakan kalau setelah ini kita akan bertemu dengan Chanyeol dan Sulli” dan Yoona hanya terkekeh mendengarnya.

Belum sempat Yoona dan Sehun duduk, tiba-tiba saja Yoona menengadahkan kedua tangannya. “First Snow..” lirih Yoona

Sehun pun menatap tangan Yoona, dan betul disana ada sebutir salju. Lalu selanjutnya butiran salju yang lain mulai turun, dan seluruh kerumunan orang-orang baru menyadarinya.

“Sehun-ah..” Yoona menarik-narik pelan baju Sehun, seperti seorang anak kecil yang minta dibelikan mainan.

Sehun menoleh dan tersenyum kecil, “Hm?”

“Gomawo” ucap Yoona pelan.

“Apa? Aku tak mendengarnya” Sehun mencoba mendekatkan telinganya ke arah Yoona, memang suasana saat itu sudah sangat riuh.

“Gomawoyo” ucap Yoona agak keras. Dan Sehun tetap tak mendengarnya, “Mwo?”

Yoona berdecak sebal, lalu ia pun menarik kerah jaket yang Sehun kenakan, dan Yoona mendaratkan bibir tipisnya di atas pipi Sehun. Sehun membulatkan matanya, lalu ia menatap Yoona, “Yoong..”

Yoona tersenyum kecil, “Terimakasih, ini adalah first snow yang aku lihat secara langsung untuk pertama kalinya dalam hidupku.”

Sehun balas tersenyum, “Kalau begitu bagaimana—Yoong!”

Yoona tiba-tiba saja terhuyung, seolah kehilangan keseimbangannya, namun dengan sigap Sehun menangkap tubuhnya. Perlahan, lantai yang mulai tertutup oleh salju putih itu berubah menjadi warna merah. Yoona mendongakkan wajahnya menatap Sehun.

“Yoong, kau…kau mimisan” Sehun terlihat sangat panik, ia baru akan mengeluarkan ponselnya, berusaha menghubungi seseorang, namun tangan Yoona menahannya.

“Ti-tidak perlu Sehun-ah, biarkan… saja seperti… ini” Yoona berusaha berbicara, meskipun tenggorokannya terasa sangat kering.

Sehun menggeleng, “Kau sakit Yoong, Kau sakit!” teriaknya, air mata Sehun mulai mengalir tanpa disadarinya.

Yoona menghela nafas, perlahan uap dingin keluar dari mulutnya, ia tersenyum meskipun air matanya ikut mengalir, tangannya bergerak, mencoba menghapus air mata Sehun. Yoona sadar dirinya sakit, sadar bahwa sejak ia keluar rumahnya ia sudah merasa tak enak badan, sadar bahwa tubunya memang lemah dan tak tahan dengan udara dingin. Dan.. ia sadar, ia mau melakukan semua ini hanya demi Sehun.

“Terimakasih…” Yoona membelai pelan pipi Sehun, dan tangan Sehun menggenggam erat tangan Yoona yang masih memegang pipinya itu.

“Yoong, berjanjilah padaku untuk melihat first snow bersama setiap tahunnya” Sehun menatap Yoona penuh harap, namun yeoja itu hanya tersenyum, dan perlahan matanya mulai terpejam, genggaman tangan yeoja itu pun mulai melonggar.

“Yoong…?”

“Yoong!!”

“Yoong, ireona! ” Sehun memeluk tubuh Yoona yang sudah tak bergerak itu. Airmata yang tadi berhenti mengalir, kini kembali membanjiri pipinya. Persetan dengan semua orang yang menganggapnya namja cengeng. Bukankah kehilangan orang yang kau cintai itu sangat sakit? Dan Sehun kini merasakannya.

Perlahan kerumunan orang mulai berdatangan ke arah Sehun. Namun, hanya satu yang menjadi saksi kejadian itu, saksi bisu. Ya, salju.

***

Yeoja cantik berumur kepala empat itu mengetuk pelan pintu kamar Yoona, setelah berkali-kali mengetuk namun tak ada respon, akhirnya ia pun membuka pintu itu.

Klek.

Ternyata pintu tak dikunci.

“Yoona, sayang?”

Yeoja itu kebingungan tak mendapati Yoona dimana-mana, bahkan dikamar mandi pun tidak ada. Namun sudut matanya melihat secarik kertas kecil yang tergeletak di atas kasur Yoona. Ia pun mengangkat kertas itu, dan ia bisa melihat tulisan tangan rapi sang anak.

 

Untuk Appa dan Eomma

Aku akan pergi malam ini untuk melihat first snow bersama dengan teman-teman, dan ah.. kalau boleh jujur aku ingin melihatnya bersama dengan seseorang yang kusukai. Ternyata anakmu ini sudah tumbuh menjadi seorang gadis dewasa ya? hehe^^ dan aku berharap, first snowku nanti tak akan menjadi first snow yang pertama dan yang terakhir kulihat dalam hidupku, karena aku ingin melihatnya bersama kalian. Tapi.. Appa, Eomma. Terimakasih atas segala hal yang kalian berikan padaku.

Love, Yoona

Perlahan, yeoja cantik itu mendekatkan kertas itu ke arah wajahnya, mencium lembut kertas yang mungkin akan menjadi pesan terakhir sang anak.

“Yoona.. jadi ini jalan yang kau pilih?” Lirihnya, perlahan, air mata yeoja itu mengalir. Meninggalkan jejak air mata pada kertas kecil yang tengah ia genggam.

—FIN—

 

Jeng jeng jeng! Rekor baru, oneshot terpanjang yang pernah aku buat hahaha._.v *plak butuh review dari kalian ya, hehe makasih ^^

68 responses to “First Snow [YoonHun ver]”

  1. Huhu.. keren banget ini eon :”
    Tapi Yoona meninggal hiks :”
    Nice ff 😀

    1. makasih makasih^^ iya yoong unnie meninggal T^T

    2. makasih makasih^^ iya yoong unnie meninggal T^T

  2. kya sad ending
    yoon eonnie pnya pnyakit apa tuh

    ada sequel kah???

    1. aku juga gatau hehe._.v maaf ya ga ada sequelnya~

    2. aku juga gatau hehe._.v maaf ya ga ada sequelnya~

  3. Huwaaaa T^T
    Kesian sehun thor~ tapi ini ff bener bagus, bagus~
    Ditunggu ff yoonhun lainnya
    Keep writing

    1. makasih yaaa 😀 hehe oke deh^^

    2. makasih yaaa 😀 hehe oke deh^^

  4. Miris:(
    Keren author:)

    1. makasih udah mau baca^^

    2. makasih udah mau baca^^

  5. well…well..well…jingkrak2 pas bagian yoona sehun moment..eh…lha koq akhirnya yoong meninggal…author sangat jahat,karena telah membuatku mengeluarkan butiran2 airmata dan membentuk sungai kecil#apa ini?*abaikan* daebakk..ak lihat yg yoonhun versionnya ya thor..lebih suka yoonhun,cz i’m a windeer

    1. waahahaha gabisa bayangin aku._. aih maaf ya aku bikin sad end 😦 oke gapapa hehe makasih udah mau baca^^

    2. waahahaha gabisa bayangin aku._. aih maaf ya aku bikin sad end 😦 oke gapapa hehe makasih udah mau baca^^

  6. Keren! Tapi endingnya gak keren #plak Yoona nya kasihan ya ampun 😦 feel nya kerasa,ikut sedih bacanya

    1. aih iya kasian kakakku *plak._. ne, makasih ya udah baca^^

  7. Miris banget jadi Sehun 😦
    Nyesek banget thor T.T
    Ff nya keren 🙂 tapi Yoona nya meninggal hiks 😦

    1. iya, aku sengaja mau nyoba bikin sad end gitu hehe._.

    2. iya, aku sengaja mau nyoba bikin sad end gitu hehe._.

  8. Wah,,,,

    Yoona nya mati,,,
    Endingnya kecepetan : (

    1. maaf ya hehe, abis bingung mau kaya gimana lagi._.v

  9. hiks, nyentuh eon FFnya
    miris, baru juga lagi romantis-romantisnya,
    SeYoon kagak jadi nyatu..
    yoong sakit apa? *gak.trima
    ditunggu eon FF lainnya, yang happy end y eon.. #reader.GTD
    ^keep.writing^

    1. iyaaa, kapan2 bikin happy end lg deh._. aku gatau yoong sakit apa *plak hehe. oke deh makasih ya saeng 😉

  10. . ..aq udh bca yg yoonkai vers d.yoongexo tpi aq lbh suka yg yoonhun .mngkn krna mreka couple favorit aq di yoongexo! Eonni*gx apa2 kn aq pnggil eonni biar lbih akrb hehe* krna yoong eonni udh mninggl gx mungkn aq mnta sequel .tpi lnjutn yg sister complex donk eon’ aq pnsrn bgt *ujung2x ttp .modus* 🙂 tpi klo emang idex blum ad’ gx ap2 kok aq akn ttp mnunggu selama yg aq mampu*adh apa sieh nie orng lby* hehe..pokox buat ff yg mana aj dech .yg pnting main castx ttp yoong eonni! Paithing eonni.

    1. iya, aku juga lebih ngefeel yoonhun hehehe._.v iya dong gapapa panggil eonni aja 😀 iya, aku usahain ya yang sister complex dilanjutin, ditunggu aja oke 😉

  11. Huaaaaaaaaa
    Omma!!!! t.t
    Kirain bakalan happy ending;_;
    Huhuhuu,sehun aja belum ngungkapin perasaanya eh yoonanya udah pergi :”
    Padahal awalnya sweet banget gak nyangka endnya bakalan begini/peluk luhan/
    Daebak thor”)6

    Ditunggu ff yoonhun/luyoon lainnya^^

    1. maaf ya aku kepikiran bikin yg nyesek ._. *plak hahaha makasih ya^^ oke deh siap 😉

  12. Hiks hiks T_T nyesek banget deh endingnya !!!! knapa akir” ini ff yoona yg ku baca semua endingnya sad yh !!

    1. aduuuh maaf ya, mungkin semua author kompakan bikin yg nyesek._. *plak

  13. ini sad ending tp happy ending jga krna yoona bahagia dalam saat2 trkhirnya huhu

  14. Huhu keren tapi sad ending ya aku bingung mau coment gimana lagi pokoknya ffnya keren ditunggu ff yoonhun lainnya ya FIGHTING!!

    1. makasih ya hehehe :3 oke siap 😉

  15. nyesek, eon 😥

    tapi keren 😉

    bikin yoonhun lagi yg berchapter chapter ya, eon~
    bbuing~bbuing~

    1. makasih yaaa 😉 okaay, lagi dalam proses ko :3

  16. Bgus ff’a thor..
    Tpi sayang sad ending, kirain happy ending..
    D’tunggu ff lainnya thor

    1. iya, lagi kepikiran sad ending sih hehe._. okay, makasih yaaa :3

  17. Kereen thoor, tp sedih juga sih hehe:’D keep writing ya thor^^

    1. iya, maaf ya sad endingT^T hehe, makasih yaaa 🙂

  18. Huweeeeee… *nangiskejer T.T
    bener2 ending yg sukses membuat diriku meneteskan airmata..
    Aiih.. Jahat banget saeng bikin Yoong eonni meninggal..
    Kan YoonHun baru aja bikin moment romantis.. Kasihan Sehun, Kasihan Yoona, kasihan saya juga. #Loh *abaikan.
    Tapi, tapi, q suka sama moment2 mereka berdua.. Awal2 sih sempet ngira klo Yoona bkal ada saingan, *liriktiffany* , eeee padahal..
    Tapi ini bagus lho.. Sukaa.. Pake banget.. Heheh
    q ga nuntut buat bikin sequel.. Lebih baik lanjutin ff sblumnya yg msih tertunda ajaa.. Kkk sorry2 banyak mau..
    Ok Saeng, Fighting !! *sok akrab*

    1. iya sengaja hihihi pengen nyoba yg sad end._. okee, aku panggil unnie aja ya? haha siap un 😉

  19. Huhuhu 😦
    Miris banget 😦
    Bagus eon ff nya 😦
    Bacanya aku sambil nangis /?
    Yoona meninggal ya? 😦
    Ditunggu ff lainnya dari eonnie^^

    1. iyaaa, yoong eonni meninggalT^T iyaa siap deh 😉

  20. Huwaa..sedih bnget thor T_T.kshan sm sehunnie

  21. hiks..hiks.. :”
    apa ini?! tisu-tisu, mana mana? :”
    itu Yoona sakit apa? 😮
    sad ending, feelnya bener2 dapet thor, jjinja!

    ditunggu ff2 yg lain ^^

    1. aduuuh nih nih /kasih tissue/ ._.v aku gatau yoona sakit apa yaa? -_- wkwkwk iya makasih ya udah mau baca^^

  22. Aku reader baru
    Yoona meninggal eonnie? Yah sedih bgt bacanya

  23. Nunu^^ @Nurul_Hunie Avatar
    Nunu^^ @Nurul_Hunie

    No comment…hhee 😀
    atuh sedih yoong nya pergiii ;(

  24. keren thor daebak deh ff nya jempol buat author^^

    1. yeaaaay terimakasiih hehe 😀

  25. RetnoEXOsaranghae88 Avatar
    RetnoEXOsaranghae88

    Ampe mau nangis baca ffnya. Kerasa bgt coyy. Miris, ampe nyesek ke dada. Thx for the fanfict.

    1. huwaaaa thank you hihihi^^

  26. akhirnyaaaa ada ff yoonhun♥♥♥ tapi………..sekalinya nemu malah sad ending 😥 bagus ffnya, feelnya dpt bgt!!!! keren banget lah authornya (y) hehehehe

    1. makasiiiiih kamuuuuu ❤ luv luv hehehe :*

  27. fix. ini ceritanya ringan tapi berkesan banget *nangis bareng sehun* 😥

    1. yoooow thank youuuu ^^ ehehehe ❤

  28. Sejujurnya..
    Aku kurang suka sma ff yg brakhir sad ending..
    Tp gk pp lah..bagus juga kok thor..
    D tunggu ff yoonhun yg lainya..:)

    1. ahahah samaaaa, tapi lagi pengen nyoba2 aja buat ff sad ending. iyaaah^^

  29. yoonasehunbiased Avatar
    yoonasehunbiased

    hiksssw :'((( sedih banget bacanyaaa, apalagi sehunnya sampe nangis gitu *peluk sehun* *digampar yoona eonni* hehehehehhhh… good job thor, seperti biasa ff nya selalu menarik dengan bhs yg gampang dpahami. fighting!!!!:-)

    1. Sure! 🙂 thanks again honey ❤

  30. yoonasehunbiased Avatar
    yoonasehunbiased

    hiksssw :'((( sedih banget bacanyaaa, apalagi sehunnya sampe nangis gitu *peluk sehun* *digampar yoona eonni* hehehehehhhh… good job thor, seperti biasa ff nya selalu menarik dengan bhs yg gampang dpahami. fighting!!!!:-):-)

  31. Yoona eonnie sakit apa?? Kata x gk kuat dingin trs kok tiba” mimisan trs mati gitu?? Meskipun gk kuat sm dingin gk sampek mati juga kali..
    Gtw mw comment ap lg ._.v peace

    1. Cause she was sick, haha yes, me too..can’t explain yoona’s illness:(

  32. serius bagus banget, feel nya dapet. walaupun nyesek sih akhirnya haha♡

Leave a comment